Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Waterglass Penting untuk Proses Pembatikan?

Mengapa Waterglass Penting untuk Proses Pembatikan?
source: freepik.com

Pembatikan merupakan salah satu warisan budaya yang memerlukan berbagai teknik dan bahan untuk menghasilkan kain batik berkualitas. Salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses ini adalah waterglass. Meski terdengar asing bagi sebagian orang, waterglass memainkan peran penting dalam beberapa tahap pembatikan, terutama dalam pewarnaan dan fiksasi warna. Artikel ini akan membahas lebih detail tentang waterglass, fungsi utamanya dalam proses pembatikan, serta cara penggunaannya yang tepat.

Apa Itu Waterglass?

Waterglass, atau dikenal dengan nama kimia sodium silikat, merupakan senyawa alkali kuat yang biasanya berbentuk cairan kental dan transparan. Meski dalam bentuk cairan, waterglass juga sering ditemukan dalam bentuk padatan atau bubuk putih yang mudah larut dalam air, sehingga dijuluki waterglass.

Proses pembuatan sodium silikat melibatkan campuran silika, soda kaustik, dan uap panas di dalam tabung reaktor. Sodium silikat ini banyak diaplikasikan dalam berbagai industri, mulai dari industri konstruksi, pengolahan air, hingga pewarnaan kain seperti dalam proses batik.

Keamanan waterglass membuatnya populer dalam industri batik. Sodium silikat tidak mudah terbakar dan relatif aman untuk digunakan. Meski begitu, dalam bentuk encer atau konsentrasi tinggi, sodium silikat dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau bahkan luka bakar kimiawi. Karena itu, penting untuk berhati-hati saat menggunakannya, terutama dalam proses pembatikan yang melibatkan kontak langsung dengan kain dan kulit.

Fungsi Waterglass untuk Proses Pembatikan

Dalam proses batik, waterglass memiliki beberapa peran penting, terutama dalam fiksasi warna dan stabilisasi pewarna. Berikut adalah beberapa fungsi utama waterglass dalam proses pembatikan:

1. Fiksasi Zat Warna Reaktif

Waterglass berperan sebagai material pengikat untuk zat warna reaktif yang digunakan pada kain batik. Fiksasi ini membantu memastikan warna tetap melekat dengan baik pada serat kain dan tidak mudah luntur.

2. Penguat Warna

Selain sebagai pengikat, waterglass juga memperkuat warna pada batik selama proses fiksasi, sehingga warna batik lebih tahan lama dan tetap cerah meski sering dicuci.

3. Penglorodan (Penghilangan Lilin)

Waterglass dapat dicampurkan ke dalam air mendidih untuk membantu proses penglorodan, yaitu proses menghilangkan lilin (malam) yang digunakan pada kain batik selama pembuatan pola.

4. Stabilisator dalam Pengelantangan

Waterglass juga bertindak sebagai stabilisator saat kain batik melalui proses pengelantangan (bleaching) dengan hydrogen peroksida, membantu proses ini berjalan lebih efisien tanpa merusak serat kain.

Cara Penggunaan Waterglass dalam Proses Pembatikan

Ada dua teknik utama dalam penggunaan waterglass untuk proses fiksasi warna batik: teknik celup dan teknik colet. Berikut penjelasan detailnya:

  1. Fiksasi Waterglass Teknik Celup

  • Siapkan Waterglass dan Bahan Pewarna: Pertama, siapkan waterglass bersama dengan bahan pewarna batik yang ingin digunakan.

  • Larutkan Waterglass: Campurkan waterglass dengan air biasa dengan perbandingan 50:50. Aduk larutan ini hingga benar-benar larut dan tercampur sempurna.

  • Campurkan Zat Warna: Setelah waterglass larut, tambahkan zat warna batik ke dalam larutan tersebut.

  • Celupkan atau Oleskan Campuran: Kain batik yang sudah dibentuk motifnya kemudian dicelupkan atau diolesi campuran waterglass dan pewarna tersebut. Sarung tangan sangat disarankan untuk digunakan selama proses ini guna menjaga keamanan.

  • Rendam Semalaman: Setelah dicelup, rendam kain batik semalaman. Setelah itu, angkat dan jemur kain dengan cara diangin-anginkan, bukan di bawah sinar matahari langsung, agar hasil warna lebih maksimal.

  1. Fiksasi Waterglass Teknik Colet

  • Aplikasikan Pewarna dengan Teknik Colet: Untuk teknik ini, zat pewarna reaktif seperti remasol diaplikasikan langsung pada kain batik menggunakan teknik colet atau pencelupan. Pastikan pewarna ini tidak bercampur dengan zat lain seperti soda ash.

  • Keringkan Kain Batik: Setelah diwarnai, kain batik harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke proses berikutnya.

  • Siapkan Larutan Waterglass: Sama seperti pada teknik celup, siapkan waterglass dengan larutan 50:50.

  • Celupkan Kain ke Larutan Waterglass: Setelah kain batik kering, celupkan kembali ke dalam larutan waterglass untuk fiksasi warna.

  • Angin-Anginkan: Jemur kain batik di tempat yang teduh, jauh dari sinar matahari langsung, hingga benar-benar kering.

Penting untuk selalu menggunakan sarung tangan dalam setiap tahap proses ini, karena meski aman, waterglass tetap dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit dalam jangka waktu lama.

Kesimpulan

Waterglass merupakan bahan penting dalam proses pembatikan, terutama dalam hal fiksasi warna dan penguatan hasil akhir. Fungsi utamanya sebagai pengikat warna, penguat, serta bahan dalam penglorodan dan pengelantangan, membuat waterglass menjadi elemen tak terpisahkan dalam proses pewarnaan batik. Penggunaan waterglass yang tepat, baik melalui teknik celup maupun colet, dapat memastikan batik yang dihasilkan memiliki warna yang cerah, tahan lama, dan berkualitas tinggi.

Jadikan setiap pakaian batik Anda lebih personal dan penuh makna bersama Arto Konveksi.com. Kami akan menyediakan batik dengan kualitas terbaik khusus untuk Anda. Hubungi CS kami sekarang untuk mulai desain batik custom Anda!

Posting Komentar untuk "Mengapa Waterglass Penting untuk Proses Pembatikan?"

chatarrow